Salah satu mimpi buruk bagi kaum pria adalah penyakit kanker testicular (testicular cancer). Ini adalah penyakit yang menyerang salah satu testis sehingga testis yang terserang tidak bisa berfungsi untuk memproduksi sperma seperti biasanya. Bagian terburuk dari gangguan kesehatan ini adalah jika sel kanker penyebar, testis yang masih sehat (belum terkena kanker) akan menidap kanker juga sehingga penderita benar-benar tidak dapat menghasilkan sperma yang aktif. Ini berarti bahwa si penderita akan menjadi pria yang mandul. Akan sangat sulit untuk diobati jika kanker sudah terlanjur menyebar tapi jika kanker baru stadium awal, penderita disarankan untuk melakukan hal-hal di bawah ini untuk mengangkat dan membunuh sel-sel kanker:
Operasi
Dibutuhkan pengecekan terlebih dahulu oleh pihak rumah sakit sebelum melakukan operasi dan pasien disarankan untuk menyiapkan biaya berobat yang cukup karena biaya operasi untuk kanker ini tidaklah murah. Jika sudah ada kesepakatan antara dokter dan pasien untuk dilakukan pembedahan, dokter akan segera melakukan tindakan medis ini di mana dokter akan mengangkat sel kanker dengan membelah perut bagian bawah sebelah kiri (dekat pinggang). Mengapa operasi dilakukan di bagian ini, bukan pada testis? Jika dilakukan pada testis, ada kemungkinan besar testis yang menderita kanker akan mengalami kerusakan dan pada akhirnya tidak bisa berfungsi lagi. Selain itu, dengan tidak melakukan operasi di area testis, sistem limfatik dan syaraf yang ada di bagian ini tidak akan rusak atau terkontaminasi.
Di sisi lain, sangat disarankan juga untuk mencari dokter spesialis ternama dan berpengalaman untuk melakukan operasi ini karena jika sembarangan, pasien sendiri yang akan menanggung segala kerugiannya.
Radioterapi
Radioterapi adalah treatment medis yang berfungsi untuk membunuh sel-sel kanker dari luar tubuh melalui penyinaran dengan alat tertentu yang difokuskan pada bagian perut. Terapi ini harus dilakukan secara berkala, bisa 1 bulan, 3 bulan, atau bahkan 6 bulan sekali tergantung instruksi dokter. Pengobatan ini terbilang cukup efektif untuk membunuh sel-sel kanker yang belum terangkat atau tidak terdeteksi. Sayangnya, ada efek samping yang bisa ditimbulkan oleh terapi ini karena sinar radiasi yang dihasilkan selama menjalani terapi. Penderita bisa saja mengalami masalah kulit, khususnya di bagian yang terkena radiasi, mati rasa, perubahan warna kulit, atau bahkan efek samping lainnya. Maka dari itu, pasien disarankan untuk mengikuti semua anjuran dokter selama menjalani terapi ini dan segera memeriksakan diri jika ada efek samping yang dirasakan pasca terapi.
Kemoterapi
Hampir mirip dengan radioterapi karena sistem kerja dari terapi ini sendiri adalah dengan menyinari bagian tubuh yang ada sel kankernya selama beberapa kali sampai sel-sel kanker mati. Sebagian besar orang beranggapan bahwa kemoterapi memiliki efek samping berupa kerontokan rambut yang menyebabkan kebotakan. Hal ini terdengar cukup menakutkan untuk para pasien sehingga mereka merasa takut untuk menjalani kemoterapi. Sebenarnya, kerontokan rambut itu adalah efek samping yang wajar karena terapi ini mempengaruhi polikel dan pertumbuhan rambut untuk sementara waktu sehingga kebanyakan pasien yang menjalani kemoterapi akan mengalami kebotakan. Namun, pasca kemoterapi, rambut akan tumbuh seperti sedia kala.